Bab 18
Dalam waktu sepuluh menit saja, Claire berhasil menelusuri dan mencocokkan seluruh informasi yang dia kumpulkan, serta memastikan semua dokumen yang dibutuhkan sudah lengkap.
Setelah memeriksa kelengkapannya sekali lagi, barulah dia keluar sambil membawa map dokumen dan mendapati Adrian yang tampak lesu di ambang pintu. Hal itu membuat Claire menyipitkan mata, penuh curiga.
Drama apa lagi kali ini?
Jangan-jangan dia sengaja pura-pura sakit untuk menunda proses perceraian?
Seraya terus melangkah mendekatinya, Claire tidak menurunkan kewaspadaan dan bertanya dengan nada penuh keraguan.
"Nggak enak badan?"
Jelas tidak ada rasa peduli dalam nada suaranya, melainkan kecurigaan.
Adrian tahu betul perbedaannya.
Namun, pria itu hanya menggeleng pelan sambil berpegangan pada daun pintu untuk berusaha bangkit dan tersenyum tipis.
"Nggak kok. Ayo, pergi."
Ketika Adrian membuka pintu, barulah Claire menurunkan sedikit kewaspadaannya dan mulai mengekor di belakang.
Dalam perjalanan menuju Pengadila
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda