Paling Jago
“Lita,” panggil Lisna.
Lita pun tersadar dari lamunannya. “Eh, ada apa?”
Lisna menghembuskan nafas kasar. “Kamu tuh kebiasaan banget. Melamun aja terus! Kesambet, biar tahu rasa,” ujarnya sebal.
Sedari tadi, Lisna terus memanggil Lita. Jika dihitung, mungkin sekitar dua puluh panggilan tidak terjawab. Bayangkan segigih apa Lisna memanggil sahabatnya itu.
“Maaf,” ujar Lita merasa bersalah.
“Sebenarnya kamu itu lagi mikirin apa?” Coba cerita,” pinta Lisna.
Lita menatap Lisna ragu. Apakah dirinya harus cerita masalah ini kepada Lisna? Bagaimanapun, Febby itu kan kakak sepupunya. Tapi, jika ia tidak jujur. Sampai kapan dirinya terus-menerus menyimpan hal ini. Sudah beberapa hari sejak kejadian waktu itu ketika dirinya berniat ingin ke rumah Febby.
Ia bermaksud mendatangi rumah wanita itu hanya untuk meminta Febby menjauhi suaminya. Lita juga ingin menanyakan alasan Febby sampai melakukan hal nekat yang menyebabkan dirinya jadi salah paham.
Namun, tak disangka jika dirinya harus mengetahui
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda