Mustahil
Perlahan, Lita mulai mengerjap-ngerjapkan matanya. Diturunkannya selimut yang bertengger hingga dadanya.
Ia mulai melirik jarum jam yang menunjukkan pukul sepuluh pagi. Seketika matanya langsung melotot sempurna. “Astaga! Bisa-bisanya aku kesiangan seperti ini,” ujarnya begitu terkejut.
Seumur-umur, baru kali ini dirinya bisa tidur begitu nyenyak padahal tidur sendirian. Ia begitu kebingungan. Kenapa hal ini bisa terjadi? Ada apa sebenarnya?
“Cklek.” Terdengar suara pintu yang dibuka. Sontak. Lita langsung mengalihkan pandangannya.
“Bunda,” cicitnya pelan. Bisa ia lihat jika Bundanya itu sudah sangat cantik dan segar.
“Eh, udah bangun cantiknya Bunda,” kata Aca riang sambil tersenyum lembut. Ia pun langsung meletakkan nampan berisi nasi goreng dan segelas susu strawberry di atas meja kecil yang terdapat di samping kasur.
“Bun, kenapa nggak bangunin Lita. Lita jadi nggak bisa sekolah dong,” katanya begitu sedih.
Seketika, Aca tertawa pelan. Wanita muda dihadapannya itu benar-benar suka
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda