Agresif
Wajah Daniel sedikit gugup mendapatkan kunjungan mendadak seperti ini dari mertuanya itu. Dicky datang bersama Calisa.
Mereka kini, berada di ruang kerja Daniel yang untungnya sudah rapi dibereskan oleh Zio tadi. Jika tidak, sudah habis-habisan ia akan diceramahi oleh Calisa.
“Pa, Ma. Ada apa ya mengunjungi Daniel mendadak seperti ini?” ujarnya takut-takut.
Dicky tersenyum simpul. Ia sangat tahu apa yang tengah dirasakan oleh menantunya itu. Tepatnya menantu kesayangan. “Maaf, kami mengunjungi kamu ke kantor ini secara dadakan.”
Daniel menggeleng kecil. “Ah, sebenarnya tidak apa Pa. Lagian Daniel nggak sibuk kok,” dustanya.
Siapa bilang dia tidak sibuk? Begitu banyak berkas yang harus ia tandanangi. Namun, tak apalah ia berbohong seperti ini. Takutnya Papa dan Mama mertuanya akan merasa tak enak hati. Daniel sangat tahu sifat keduanya. Ia sudah mengenal dua orang itu sedari remaja.
Dan ajaibnya, sekarang dia adalah menantu mereka. Menantu yang lebih cocok dijadikan adik ketimbang anak
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda