Rodney putus asa. Dia menelepon Chester dan Shaun untuk minum-minum di klub.
Mereka datang terlambat pada pukul 7 malam.
“Kalian keterlaluan. Aku menelepon kalian pada jam 5 sore, tapi kalian baru tiba sekarang.” Rodney marah dan mengamuk. Tidak ada tanda-tanda semangatnya yang tinggi dari perayaan satu bulan bayinya di siang hari.
"Aku baru bisa keluar setelah makan bersama Cathy dan anak-anak," ucap Shaun acuh tak acuh. Dia bingung. Apakah merawat anak-anak dan menemani istrinya di rumah itu buruk? Kenapa dia harus bersama dua pria di sini? Ini benar-benar membosankan.
Rodney mengalami depresi. “Apakah istri dan anak-anakmu lebih penting daripada saudaramu?”
"Apalagi yang penting?" Shaun mengangkat alisnya seolah-olah Rodney mengajukan pertanyaan bodoh.
Hati Rodney yang terluka seolah ditaburi garam. Dia berbalik untuk melihat ke Chester. "Bagaimana denganmu? Aku ingat kamu tidak punya istri atau anak.”
"Aku telat karena ada pasien." Chester duduk di kursi tinggi dan menuangka