Bab 16
Diana hanya balas tersenyum tanpa mengatakan apa pun lagi.
Tepat pada saat itu, pintu ruang tunggu didorong terbuka. Fredrick, Maya dan Peter berjalan masuk.
Saat mereka bertiga memasuki ruangan, mereka semua kompak menatap Diana dengan khawatir.
"Diana, kamu sudah siap? Gugup nggak?" tanya Maya dengan cemas sambil bergegas menghampiri putrinya.
Fredrick berdiri di samping sambil menatap putrinya dengan penuh kasih sayang. "Diana, kamu nggak usah ikutan kalau merasa lelah. Biar nanti Ayah aturkan kegiatan lain buatmu."
Peter pun berjalan ke belakang Diana, lalu menepuk lembut pundak adiknya dan berkata dengan penuh kasih sayang, "Jangan takut, Diana, Kakak ada di sini. Kalau ada yang berani menindasmu, Kakak akan jadi orang pertama yang menolaknya."
Diana menatap mereka dengan pasrah sambil tersenyum kecil. "Ayah, Ibu, Kakak, aku ini cuma mengikuti sebuah program. Kalian nggak perlu mengikutiku dan mengkhawatirkanku begini. Aku bukan anak kecil lagi."
"Bagi kami, kamu akan selalu menja

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda