Bab 925
Teguh terdiam sejenak, sedikit menengokkan kepala ke arahnya sambil berkata, "Kesempatan yang kamu inginkan itu sebenarnya cuma pintu masuk ke jurang tanpa dasar."
"Ini semua demi kebaikanmu."
Lantas, Teguh pergi tanpa menoleh.
"Gawat!"
Ketika sedang sibuk di dapur, Zakir melihat ke arah pintu dan menangkap perginya Teguh. Dia lekas sadar ada yang tidak beres.
Zakir pun meletakkan pisaunya dan berlari keluar.
Semua orang mengikuti keluar.
"Rina!"
Melihat sosok Teguh yang makin menjauh, Zakir mendesah dan mengeluh, "Kenapa nggak kamu cegah dia biar nggak pergi, sih?"
"Betul, Kak Rina!"
"Rina, kenapa kamu biarkan dia pergi?"
"Kak Rina ..."
Orang-orang itu mempertanyakan aksi Rina.
Rina melihat sosok di kejauhan itu, menggelengkan kepala dan berkata, "Hatinya sudah pergi jauh. Sekalipun kita paksa dia tinggal, nggak akan ada artinya sama sekali."
Setelah dia selesai bicara.
Rina tidak bisa lagi menahan rasa sedih dan kehilangan dalam hatinya. Air mata mengalir dari mata jernihnya seketika
![](/images/book/appLock.png)
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda