Bab 898
"Hah."
Noah sudah janji, apalagi sekarang baru takhta kedua, jadi dia tidak akan mundur.
Kakinya menjejak tanah. Diiringi suara gemuruh, permukaan tanah yang keras porak poranda saat tubuhnya melesat ke udara seperti meriam.
"Telapak tangan penghalau awan!"
Noah berteriak saat melihat batu besar di atas kepalanya. Begitu dia melancarkan tiga pukulan telapak tangan secara berturut-turut, gelombang energi yang sangat besar meledak.
Krak!
Wus ...
Batu besar itu retak oleh pukulan telapak tangan pertama.
Dengan pukulan kedua telapak tangannya, batu besar pecah berkeping-keping dan berhamburan.
Pukulan telapak tangannya yang ketiga membuat kepingan-kepingan batu menjadi debu.
"Huh."
Noah mendengus, lalu turun dari langit dengan terhuyung-huyung, sebelum akhirnya berdiri tegak.
"Berikutnya."
Noah memandang Teguh dengan ekspresi datar. Dia tidak menghiraukan debu dari batu raksasa yang menyelimutinya.
Aksi Noah membuat orang-orang dalam takjub.
Kekuatan Noah memang luar biasa.
Teguh teringat
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda