Bab 729
Betapa konyol.
Betapa bodohnya.
Betapa lucunya.
Teringat kata-kata yang pernah mereka ucapkan kepada Teguh sebelumnya.
Wajah Zakir dan anggota keluarga Yulianto lainnya seketika memerah. Walaupun mereka tidak pernah dipukul, sekarang mereka justru berharap Teguh memukul mereka.
Dengan begitu, hati mereka akan merasa lebih baik.
Akan tetapi ...
Keputusan sudah dibuat dan tidak akan berubah lagi.
Tamu-tamu sibuk mengobrol sembari meninggalkan tempat itu.
Acara amal berakhir dengan cepat ...
Wilayah Perbatasan Selatan.
Bandara militer.
Saat Teguh turun dari kereta perang, sudah banyak orang berkumpul di sana.
Dhika, wali kota Senggigi.
Widya yang makin lembut.
Pak Husada dan cucunya, Hanum.
Sarah dan gurunya, Pak Walawi.
Kelly dari Grup Bumi Langit.
"Raja Serigala!"
Dhika memimpin dan memberikan salam militer, kemudian berkata dengan sungguh-sungguh, "Aku akan mengawasi Kota Senggigi dengan ketat dan nggak akan membiarkan konflik internal terjadi!"
"Raja Serigala ... "
Pak Walawi terkekeh
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda