Bab 662
Beberapa saat kemudian, tempat itu sudah luluh lantak dan tidak lagi bisa dikenali.
"Huhuhu ..."
Setelah beberapa saat, Dewa Perang Kedua pun selesai melampiaskan amarahnya. Perasaannya jauh lebih tenang. Namun, wajahnya tetap semuram awan hitam sebelum badai datang.
Beberapa saat kemudian.
Dewa Perang Kedua melakukan panggilan video kepada Kaisar.
"Yang Mulia ..."
"Teguh terlalu licik. Semua strategi yang digunakan selama ini berakhir gagal ..."
Suara Dewa Perang Kedua terdengar begitu lirih.
Di dalam video, wajah Tedja juga terlihat tidak sedap dipandang mata setelah mendengar berita tersebut.
Dewa Perang Kedua terdiam untuk sesaat, lalu berkata acuh tak acuh, "Bagaimanapun, Teguh adalah Raja Serigala. Dia punya fondasi kuat dan berpikiran jauh ke depan. Teguh memang nggak mudah untuk dihadapi."
Teguh ...
Jika dia bisa dikalahkan semudah itu, pasti sudah lama Teguh menjadi mayat di perbatasan barat dan tidak pantas menjadi Raja Serigala Serenara.
Masalah ini memang tidak sesederhana
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda