Bab 646
Tirta mengeluarkan segel jimat yang sudah disiapkannya dan meneteskan darahnya di atasnya sambil berkata, "Tidak ada jalan lain di dunia ini, alam seisinya adalah milik hukum."
"Oh Tuhan, datanglah dari hatiku dan dengan darahku!"
"Datanglah!"
Setelah teriakan Tirta, seketika tubuh ajudan itu menjadi lemas, lunglai, dan tak berdaya seolah jiwa raganya ikut terambil.
"Kemarilah."
"Duduk."
Ajudan tadi mendengarnya dan segera berjalan ke arah Tirta lalu duduk di kursi yang ada di sampingnya.
"Isi dua gelas itu dengan arak dan minumlah samai habis," ucap Tirta.
"Brak ... "
"Glek ... "
Ajudan itu terlihat seperti boneka, dia menuruti semua perintah yang keluar dari mulut Tirta.
Dewa Perang Kedua tercengang melihatnya.
"Bagaimana?"
Tanya Tirta dengan bangga.
"Mantap!"
Dewa Perang Kedua bertepuk tangan sambil tertawa dengan puas. "Dengan kekuatan yang kalian miliki, membunuh Teguh adalah hal yang sangat mudah. Apalagi mengalahkan kedua pemberontak itu ... "
“Kalian berdua pasti bisa menghabis
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda