Bab 62
"Ka... Kalau begitu berapa?"
Leo merasa geram, meski tidak berani menunjukkannya.
"Menurut harga pasar saat ini, tempat ini paling mahal bernilai dua miliar," jawab Teguh dengan nada dingin.
Dua miliar?
Mulut Leo hampir mengerucut saking marahnya.
Leo ingin protes, tetapi dia tidak punya pilihan selain menerima kenyataan.
Mengingat dirinya ditekan oleh Teguh seperti itu, Leo tidak bisa melakukannya, meski ingin. Dia hanya bisa pasrah menyetujuinya. "Oke ... oke."
Teguh melepaskan Leo dan memperhatikan dengan mata kepalanya sendiri saat Leo mencetak kembali surat kontrak yang baru. Setelah memastikan nilai yang tertera dalam surat kontrak adalah dua miliar, barulah kedua belah pihak menandatangani kontrak.
Selama proses tersebut.
Daniel masih belum bisa berpikir jernih.
Dia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi, mulai dari saat Teguh menghindari peluru, sampai akhirnya Leo menandatangani surat kontrak dengan tidak rela.
Barulah saat itu Daniel merasa seperti bangun dari mimpi.
Dia
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda