Bab 525
Serenara, Perbatasan Barat.
Iring-iringan kendaraan melaju menyusuri jalan yang berkelok-kelok.
Saat ini, matahari mulai condong ke barat. Membuat bayangan iring-iringan terbentang panjang.
"Pak Wali kota, di depan ada sebuah posko. Ayo kita beristirahat di sana!"
"Bila kita melewati pos depan, pos berikutnya berada di Kota Mandipura yang berjarak ribuan mil jauhnya. Kalau seperti itu, perbekalan kita akan habis untuk sementara waktu."
Mendengar hal itu, Dhika pun menurunkan kaca jendela mobil.
Melihat pemandangan kawasan barat yang sangat berbeda dari Kota Senggigi, dengan keunikannya sendiri. Dia cukup menyukainya.
Gemericing bel kereta unta yang tejeda-jeda.
Hamparan padang pasir yang luas.
Suara dan pemandangan ini membentuk panorama pegunungan dan sungai Serenara yang telah berusia ribuan tahun, membuat orang sangat menyukainya.
"Oke!"
Dhika tersenyum lebar seraya berkata, "Ini mungkin akan menjadi perhentian terakhir di Serenara. Begitu rombongan kita keluar dari sini, kita harus
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda