Bab 2335
Teguh mengangguk sambil tersenyum, tetapi hanya menunjuk ke depan dengan jarinya.
Setelah itu.
Serangan Bayangan yang tampak menggelegar itu lenyap tanpa jejak dan tanpa suara.
Semuanya sia-sia.
Semua tampak begitu tenang.
"Aku …"
Bayangan mundur dengan tergesa-gesa, darah menetes dari sudut bibirnya. Dia menundukkan kepalanya dengan sedih dan berkata, "Aku kalah."
"Bayangan, apa kamu lupa dengan yang pernah kukatakan?"
"Jangan pernah berkecil hati, tetaplah semangat!"
Teguh mengamati Bayangan dengan saksama, memberi instruksi dengan penuh senyum, serupa dirinya saat mengajar di wilayah Barat dulu.
Selain itu, Teguh juga menggunakan suaranya sendiri.
"Kamu ..."
Bagai tersambar petir, Bayangan sontak mengangkat kepalanya dan menatap Teguh tak percaya. Selanjutnya, dia tergagap-gagap berkata, "Kenapa suaramu .... malah ... jadi ..."
"Hahaha ..."
Dalam sekejap, Teguh kembali ke wujud aslinya seraya berkata, "Bayangan, coba lihat, deh. Aku ini siapa?"
"Kak Teguh!"
"Kamu, benar-benar Kak Te
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda