Bab 124
Sore harinya, di kantor Tim Kelima, Teguh sedang bersantai. Dia bersiap-siap untuk mencari koran atau apa pun untuk dibaca, tetapi dia malah menerima telepon dari Pak Husada.
...
...
"Teguh … "
Dari ponsel, terdengar suara Pak Husada yang bertanya, "Apa kamu punya waktu sekarang? Aku ingin meminta bantuanmu."
Teguh segera menjawab, "Pak Husada, saat ini aku tidak terlalu sibuk. Apa yang bisa kubantu?"
"Begini ... "
Pak Husada berkata, "Aku ingin meracik obat khusus untuk para prajurit yang pensiun itu agar mereka dapat terhindar dari siksaan rasa sakit."
"Namun, aku tidak tahu banyak tentang resep obat. Aku mungkin tidak dapat merawat beberapa prajurit. Bisakah kamu menuliskan beberapa resep untukku?"
"Nantinya, resep obat kita akan digabungkan."
"Dengan begitu, mereka akan bisa merasal lebih tenang."
Ekspresi Teguh terlihat serius.
Para prajurit yang sudah pensiun itu telah mengorbankan darah, keringat, dan air mata demi negara dan rakyat. Mereka bahkan sampai cacat, menderita sakit,
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda