Bab 122
"Bekerja sama?"
Teguh tersenyum.
Baru saja Malik ingin bertanya, tetapi dia melihat bahwa Teguh sudah menghilang!
"Argh, argh, argh!"
Pada saat dia masih tidak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba terdengar teriakan yang membuat bulu kuduk berdiri dari kejauhan. Terdengar sangat menyedihkan.
Malik memalingkan kepalanya.
Sosok Teguh masih tidak terlihat. Dia hanya melihat salah seorang pembunuh, yaitu Si Penembak Jitu, kedua tangannya terpelintir seperti kue colok, lalu terjatuh ke tanah.
Senapan jarak jauh berpresisi tinggi juga terbongkar menjadi sekumpulan komponen.
"Argh, argh, argh!"
"Ehhhh … "
"Bhuahhh!"
" ... "
Terdengar jeritan kesakitan secara beruntun.
Dalam waktu kurang dari setengah menit, lima pembunuh elite semuanya telah tergeletak di atas tanah.
Yang menggunakan pistol, pistolnya dibongkar.
Yang menggunakan pisau, tangannya terluka oleh pisau.
Yang menggunakan tinju, langsung terpental karena satu tinjuan dari Teguh.
Tidak ada satu pun orang yang merupakan tandingan Teguh.
S
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda