Bab 119
Zeus menangis meraung-raung minta ampun.
"Abang ipar, aku adalah adik laki-laki kesayangan kakakku. Kenapa abang ipar nggak membantuku ... "
"Plak!"
Winarto tidak segan-segan menampar lagi. "Membantu apanya, salah siapa kalau kamu sendiri yang cari mati?"
"Abang ... ipar, kenapa menamparku lagi!"
Winarto menamparnya sekali lagi. "Sudah cukup baik aku hanya menamparmu. Aku sudah cukup berbelas kasihan dengan nggak memukulmu sampai mati."
Dengan kata-kata yang diucapkan oleh Zeus.
Kalau orang yang di depannya ini benar-benar menyelidiki lebih jauh, bahkan jabatannya sendiri pun mungkin tidak akan bisa diselamatkan.
Mana mungkin dia nekat membantu Zeus.
Zeus benar-benar ketakutan, dia tidak berani mengatakan apa pun dan hanya terus merintih.
"Kalau masih ribut lagi, aku cabut gigimu!"
Winarto mendengus dingin. Zeus terdiam seketika dan hanya bisa berusaha menahan rasa sakit.
Kemudian,
Winarto secara pribadi menelepon Biro Penegak Hukum. "Kepala Inspeksi Pengawasan Mutu melakukan penyalahg
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda