Bab 97
Yuna memikirkan bahwa setelah masuk sekolah, dia akan menjadi bahan pembicaraan dan olok-olok dari sembilan ratusan guru dan siswa di seluruh sekolah, bahkan menjadi bahan lelucon di antara para guru saat jam makan.
Dia marah besar dan langsung menghantam bantal.
Dia mencakar alas tidur dari anyaman bambu itu dengan kukunya, seolah-olah sedang menggores wajah Viona.
"Tapi, dia harus lulus ujian simulasi sebelum masuk sekolah, dan aku sudah khusus menghubungi Biro Pendidikan Kabupaten Wangga untuk selidiki. Viona memang siswa bermasalah, saat ujian selalu sontek dari orang lain dan sudah beberapa kali tertangkap. Kemampuannya sebenarnya itu cuma angka satuan."
Riska menarik Yuna, khawatir kalau tangannya terluka nanti nggak bisa bermain piano, "Sekarang masalah ini sudah terlalu besar, Keluarga Hanio juga nggak mungkin bisa ambil jalan pintas untuk Viona."
Dulu Riska memang khawatir Hailey akan memanfaatkan posisinya sebagai dekan untuk memberikan jawaban ujian simulasi pada Viona. Akan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda