Bab 417
Devan tidak bereaksi, tetap diam.
Felica memperhatikannya. Devan baru selesai mandi, rambutnya masih sedikit basah. Dengan pakaian serba hitam, Devan terlihat makin tampan.
Devan juga sangat jago memasak; keahlian yang sudah diasah sejak kecil. Pria yang bisa memasak memang punya daya tarik tersendiri.
Makin Felica menatapnya, makin dia menyukainya. "Devan, kenapa kamu diam saja? Kalau kamu terus mengabaikanku, aku akan menggelitikmu!"
Felica langsung mengulurkan tangan dan menggelitiknya.
Telapak tangannya yang lembut menyentuh pinggang Devan yang kencang, membuatnya geli. Dengan satu tangan, Devan mencengkeram pergelangan tangan Felica yang usil dan mendorongnya hingga terpojok ke dinding. "Apa-apaan kamu? Jangan macam-macam!"
Felica berusaha menarik kembali kedua tangannya. "Kenapa galak sekali sih?"
Devan tidak melepasnya.
Felica berjinjit, lalu mencium bibir Devan dengan cepat.
Devan tertegun sejenak.
Melihat Devan tidak menolak, Felica memberanikan diri untuk menciumnya lagi.
Aro

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda