Bab 382
Devan tidak berkata apa pun dan segera berbalik untuk pergi.
Pria itu mulai mengabaikan Felica lagi.
Felica berdiri di depannya, menyerahkan arak obat di tangannya sambil berkata, "Ini untukmu."
"Apa?"
Felica menunjuk bahu Devan yang merona merah seraya menjawab, "Hari ini kamu membawa banyak kantong semen dan bahumu jadi merah. Oleskan obat ini sekali di pagi hari dan sekali di malam hari, bahumu nggak akan terasa sakit lagi."
Devan hanya meliriknya dan tidak berkata apa-apa.
Felica menyahut, "Ambillah."
Devan mengulurkan tangan dan mengambil arak obat dari tangan wanita itu.
Dia meraih anggur dan tangan wanita itu bersama-sama. Devan tiba-tiba meraih tangan kecil Felica sambil menariknya dengan kuat. Tanpa peringatan apa pun, Felica langsung jatuh ke pelukannya.
Felica mendongak ke atas. Wajah Devan yang tampan kini terlihat dengan jelas. Pria itu baru saja selesai mandi, rambut pendeknya yang rapi masih basah. Auranya tampak tidak sedingin biasanya dan terlihat lebih seperti remaja

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda