Bab 348
Hendry menatap wanita dalam pelukannya, ujung matanya yang panjang sedikit terangkat. "Kamu lebih muda, berarti tetap adik, 'kan?"
Tak tahu malu!
Windy langsung mengangkat kakinya dan menendangnya.
Namun, dengan cepat, Hendry membalikkan tubuh dan menindihnya kembali. "Mau lagi?" tanyanya dengan nada menggoda.
Windy menatapnya dengan waspada. Api di mata pria itu menyala terang, jelas dia tidak bercanda.
Sekuat apa stamina pria ini?
"Windy, kita belum pernah melakukannya di pagi hari, 'kan?" bisiknya menggoda.
Wajah mungil Windy seketika merona merah. Gila! Pria ini benar-benar gila!
Dengan sekuat tenaga, dia mendorong tubuhnya dan langsung bangkit dari tempat tidur.
Hendry hanya menyeringai, menikmati reaksi paniknya.
Setelah bersiap, Hendry dan Windy pergi menemui Jevin. Windy memeriksa kondisi lukanya, lalu mengangguk puas.
Malam paling sulit akhirnya lewat juga.
"Jevin, kakinya aman. Kamu nggak perlu khawatir lagi," ujarnya.
Jevin meliriknya sinis dan membalas, "Jangan berpikir aku

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda