Bab 127
Di dalam kantor Dekan Fakultas, Fernando kembali dengan langkah penuh percaya diri, ditemani oleh kedua orang tuanya. Begitu masuk, matanya langsung tertuju pada Windy dan Felica yang sudah rapi setelah membersihkan diri.
Melihat wajah Windy yang bersih dan lembut seindah bunga teratai yang baru mekar di air jernih, hati Fernando kembali bergetar. Sejak awal, dia memang menginginkan Windy menjadi pacarnya.
Aulia hanya menyuruhnya untuk membuat Windy kesulitan, bukan menjadikannya pacar.
Namun, Fernando tidak habis pikir. Dia yang bahkan tak mempermasalahkan latar belakang Windy yang berasal dari desa, kenapa gadis itu masih saja menolaknya?
Setiap kali Fernando memarkirkan mobil sportnya di depan asrama putri, tak terhitung berapa banyak gadis yang menggoda dan mengisyaratkan ketertarikan mereka padanya.
Fernando menatap Windy dengan arogan dan berkata, "Windy, kamu takut, bukan? Baru dua hari masuk Universitas Cerra, kamu sudah hampir dikeluarkan! Kalau sekarang kamu mau mengaku salah

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda