Bab 108
Bukan dia yang mendorong Debby, Debby sendiri yang menjatuhkan dirinya.
Namun, yang dilihat Hendry hanyalah Debby yang terluka. Sebagai penari balet utama, kaki adalah segalanya baginya. Pria itu benar-benar khawatir, khawatir sampai tidak bisa berpikir jernih.
Windy tersenyum pahit, mengejek dirinya sendiri.
Di kamar VIP rumah sakit, kaki Debby telah selesai ditangani oleh dokter.
Hendry berdiri di samping ranjang, bibirnya terkatup rapat saat menatap dokter. "Apakah cedera ini mengenai otot dan tulangnya? Apakah akan mempengaruhi tarian masa depannya?" tanyanya.
Dokter tersenyum tipis dan membalas, "Nggak perlu khawatir, Pak Hendry. Kami sudah melakukan pemeriksaan. Beruntung kali ini hanya luka di permukaan kulit, nggak ada kerusakan pada otot maupun tulang. Dengan perawatan yang tepat, dia bisa kembali menari."
Setelah memberikan jawaban itu, dokter pun meninggalkan ruangan.
Saat itulah, Hendry merasakan sesuatu yang lembut merayap ke telapak tangannya. Ternyata, itu adalah tangan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda