Bab 102
Seluruh ruangan konferensi pers dipenuhi kemarahan. Semua orang sibuk mencela dan menuding Windy.
Tatapan Hendry tajam dan penuh amarah. "Dasar bodoh! Apa dia nggak sadar sedang memasuki sarang harimau? Kenapa dia nekat datang sendirian?" gumamnya marah.
"Sial!"
Darren mengumpat pelan. Tanpa pikir panjang, dia langsung ingin maju melindungi Windy.
Namun, seseorang lebih cepat darinya. Hendry sudah bergerak lebih dulu.
Darren tercengang.
"Hei, bro, ke mana matamu? Kenapa kamu nggak tahu membaca situasi?" gumamnya dalam hati.
Namun, sebelum ada yang bisa bergerak lebih jauh, suasana yang tadinya riuh mendadak sunyi. Hendry melihat Windy mengangkat wajahnya. Sepasang matanya sebening air, memancarkan ketenangan yang tak terduga. Dia diam, tetapi sorot matanya tajam, berkeliling mengamati semua orang satu per satu. Ada aura luar biasa dalam dirinya, begitu tenang tetapi begitu kuat hingga membuat orang-orang yang menatapnya tak bisa berkata-kata.
Hendry menghentikan langkahnya. Ini pertama

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda