Bab 100
Darren menatap Hendry, lalu bertanya, "Hendry, kenapa kamu diam saja?"
Wajah tampan dan anggun Hendry tetap tanpa ekspresi. "Bukankah dia sudah mengatakan semuanya?"
Biarlah semua seperti apa yang Windy katakan.
Windy merasa sedikit canggung. "Pak Hendry, Pak Darren, kalian bisa melanjutkan pembicaraan kalian. Aku akan keluar dulu."
Windy pun melangkah pergi.
Darren berjalan mendekati Hendry, lalu berujar dengan nada tidak puas, "Hendry, lain kali kamu harus lebih peka."
Hendry mengangkat alisnya sambil menatap Darren dengan ekspresi bingung.
"Kalau aku sedang bersama Windy, kamu harus mencari alasan untuk pergi. Beri kami kesempatan untuk berduaan. Apa kamu paham?"
Hendry terdiam.
Ini adalah kantornya. Apakah harus dia juga yang menyingkir?
Hendry berkata dengan nada tidak ramah, "Kalau begitu, kalian saja yang pergi."
"Bukan begitu, Hendry. Apa-apaan sikapmu ini? Aku ini adalah sahabat terbaikmu. Kalau sahabatmu sedang mengejar seorang gadis, bukankah kamu seharusnya membantunya? Lag
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda