Bab 993 Kebenaran di Balik Kematian Para Pendeta Taosem
"Hentikan perang." Orang yang mengenakan jubah Taosem itu menarik kembali tangannya. Matanya penuh dengan kebencian. "Tunggu sampai keberuntungan dari langit berlalu, baru serang lagi."
Perwira militer Negara Javan tersebut benar-benar dibuat jengkel oleh logika takhayul ini. "Ini di medan perang. Menggunakan istilah kalian dalam bahasa Negara Genza, situasi di medan perang berubah-ubah tanpa henti dan waktu serta kesempatan nggak boleh disia-siakan."
"Ya, aku mengakui perkataanmu, Kolonel. Tapi, saat ini keberuntungan sedang berpihak pada mereka. Kalau kita memaksa menyerang, beberapa hal mungkin akan kehilangan arah."
Mahaguru itu berbalik. Di antara kedua alisnya terdapat bekas luka yang sangat dalam.
Penampilannya sangat buruk, dengan tulang pipi menonjol dan sepasang mata yang suram.
Semua orang mengatakan jika wajah adalah cerminan hati dan hal itu sangat jelas terlihat pada dirinya.
Namun, perwira militer Negara Javan justru sangat suka bekerja sama dengan orang yang memiliki pe
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda