Bab 955 Mengenali Mata-mata
Brak!
Elisa langsung menendangnya jatuh dari udara. Elisa meluruskan kakinya yang panjang itu dan menginjak pergelangan tangan si utusan sambil berkata dengan acuh tak acuh, "Masih banyak yang hidup."
Tidak heran jika Kak Elisa mengejeknya.
Entah mendapat pelajaran atau tidak, ketika Elisa bisa melakukan sesuatu, dia tidak akan pernah bicara omong kosong dan tidak menggunakan banyak kertas jimat untuk meminjam kekuatan siapa pun.
Elisa mengangkat tangannya dan menarik kerah baju utusan itu sambil menatapnya lekat-lekat. "Hewan buas yang kamu sebutkan itu ada di mana?"
Mengerikan? Hewan buas yang mengerikan?
Utusan dari Negara Javan itu tertegun untuk sesaat. Dia tidak menyangka jika kebohongannya benar-benar akan dipercaya oleh lawannya.
Namun sebelum itu, mereka memang diikuti oleh sebuah ekor kecil di belakang mereka.
Utusan dari Negara Javan tersebut menyadari perbedaan antara dirinya dan Elisa. Dia pun membuka mulutnya dengan darah yang masih mengalir di sudut mulutnya. "Dia melari
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda