Bab 403 Tunanganku, Pinjam Aku Sedikit Keberuntunganmu, Ciuman
Kurir pengantar makanan sepertinya tidak menyangka kalau orang yang membuka pintu kali ini akan bersikap seperti ini. Ekspresi di wajahnya tiba-tiba membeku.
Dia bahkan lupa dengan apa yang akan dia katakan selanjutnya. Sembari memegang kantong plastik, dia menatap Elisa, masih dengan harapan membuatnya takut.
Elisa melirik matanya. Tulang pipi yang tinggi, tajam, dan sinis. Meski si kurir berusaha menutupinya dengan sikap profesional dan ekspresi, sayangnya tampang jahatnya masih tidak bisa berubah.
"Ya, lain kali aku akan lebih berhati-hati," kata kurir pengantar makanan sambil mengangkat tangannya. "Ini teh susu yang dipesan Tuan Max."
"Nggak ada yang bernama Max di sini." Elisa menatapnya dengan acuh tak acuh. "Bagaimana kalau kamu masuk dan lihat sendiri?"
Kurir pengantar makanan sepertinya tengah menunggu kalimat ini. Dia melangkah melewati pintu dengan sepatunya yang basah.
Dia menundukkan kepalanya. Sorot matanya berubah gelap. "Aku ingin tahu mengapa kamu selalu memberiku ulas
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda