Bab 141 Tahu Tidak Seberapa Populernya Klinik Cita Hati!
Tiba-tiba, Amir menjadi begitu bersemangat. Dia berhenti menyantap daging kambingnya dan buru-buru mengetik di ponselnya.
"Hancurkan dia!"
"Kita harus melakukannya dengan hati-hati dan jangan sampai ketahuan," kata Elisa sambil memainkan cangkir tehnya. "Tolong bantu aku, Pak Harry."
"Eh, jangan panggil aku begitu, Bos, rasanya aneh," sahut Harry. Mendengar Elisa memanggilnya dengan sebutan seformal itu membuat bulu kuduknya sontak meremang.
"Kamu harus terbiasa. Mulai sekarang, aku ini seorang dokter sekaligus host siaran langsung. Jangan sampai identitasku terbongkar," kata Elisa sambil tersenyum kecil.
Harry ikut mengangguk-angguk dengan semangat. "Bos, kita ini bisa dibilang pemain baru 'kan di kota ini?"
"Iya, bisa dibilang begitu," jawab Elisa. Dia pun menengadah menatap Pak Rudi. "Pak Rudi juga jangan memalingkan pandangannya setiap kali bertemu denganku, bersikaplah senatural mungkin."
"Baik, Bo ... Eh, Dokter Elisa," jawab Pak Rudi dengan sopan.
"Oke, kalau gitu ayo kita disku
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda