Bab 1269
Amir duduk di kursi penumpang depan. Di kedua kakinya terdapat sebuah laptop kecil. Data di layar terus bergerak, semakin bergerak, matanya semakin berbinar, kemudian dia memberi isyarat ok kepada Elisa.
Semua sudah didapatkan.
Bibir tipis Elisa melengkung, dia lalu berkata, "Memang kalau berada di area yang sama, efisiensinya akan lebih cepat."
Tidak ada seorang pun yang tahu, hanya dengan kebut-kebutan di jalan ini, semua perangkat milik keluarga Winata yang dapat terhubung ke jaringan internet, telah disinkronkan di laptop Amir.
Keluarga Winata suka mengawasi orang lain, 'kan?
Sekarang rasakan hal yang sama.
"Selanjutnya, kita pergi ke kediaman utama keluarga Suherman."
Elisa tidak melupakan wasiat yang ditinggalkan oleh kakek buyutnya.
Dia datang ke Kota Nelva hanya untuk surat kabar yang ada di formasi itu.
Apa sebenarnya yang membuat kakek buyutnya rela menggunakan cara seperti itu untuk menyampaikan pesan kepadanya?
Dia berharap dapat menemukan sesuatu di kediaman utama.
Elisa t

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda