Bab 1092
Adel terdiam untuk sesaat. Namun, tanpa sadar dia menatap putrinya. Bagaimanapun, darah lebih kental daripada air.
Momen inilah yang memberikan kesempatan pada Emir. Emir melangkah maju, mengulurkan tangan dan memeluk Adel. "Sayang, aku tahu kamu nggak sanggup meninggalkan rumah kita. Aku benar-benar tahu, aku salah. Ke depannya kita akan pindah dan nggak akan membiarkan ibu ikut campur dalam urusan kita lagi, bagaimana?"
Tindakan Emir yang berturut-turut itu terlalu cepat, sehingga membuat Adel tidak sempat untuk bereaksi.
Elisa duduk di sana sambil tersenyum tipis. Tatapannya tertuju pada sesuatu yang tidak jauh dari jendela.
Tempat ini memang bagus untuk berfoto. Adegan ini akan terlihat sempurna dalam gambar. Putri yang menggemaskan, pria yang penuh perhatian dan istri sah yang enggan untuk berpisah. Dengan beberapa kata saja, dia memaafkan suaminya dan membuat warganet merasa dikhianati.
Kak Elisa bahkan sudah memikirkan judul artikel untuk Nona Yuri. Sayangnya, orang yang bersang

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda