Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 1019 Urutan Generasi Menjadi Kacau

Jiwa-jiwa lainnya juga tengah menghilang. Masing-masing orang berdiri dengan begitu tegak, mengenakan pakaian tempur yang paling usang, tetapi memiliki punggung yang paling tidak tergoyahkan, layaknya pedang dan kapak yang dapat menebas segala ketidakadilan di dunia ini. Di mata mereka tidak ada rasa tidak puas. Hanya ada harapan untuk masa depan. Elisa menatap mereka dan perasaannya bergolak. Panglima Kamal tahu, Elisa merasa enggan berpisah. Elisa memang baik di segala hal. Hanya saja, mudah terpengaruh oleh pikiran buruk. Sebagai anak yang merupakan bagian dari batalyon mereka, sebelum pergi, Panglima Kamal harus memberikan satu kalimat untuk menghibur. "Nak, apa kamu benar-benar menganggapku bodoh?" Panglima Kamal mengusap kepalanya, menatapnya, lalu tertawa terbahak-bahak. "Kalian semua benar-benar datang dari masa depan. Hal itu cuma bisa membuktikan satu hal, kalau kami sudah mati dalam peperangan." "Manusia mati, jiwa pun menghilang. Semua yang tersisa bukanlah yang sebenarnya.

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.