Bab 728
Bibi Merida mengerutkan kening dengan kesal, "Suruh dia menunggu."
Pelayan, "Baik, Nyonya."
Pelayan itu segera pergi untuk menyampaikan pesan tersebut.
Sebelum pergi, Bibi Merida memandang Arsen dengan sedikit kecewa, "Pikirkan baik-baik. Selain Ibu, nggak ada yang akan manjakan kamu. Kalau mau Carla pikirkan kamu, ubah dirimu. Kendalikan emosimu, jangan terus-menerus curiga tanpa alasan. Sopir sudah bilang semuanya padaku. Kamu masih berhubungan dengan Anna, bahkan berpelukan di depan sekolah, semuanya dilihat Carla."
"Kamu tahu nggak, sekarang Anna adalah ...."
Bibi Merida menghela napas, lalu menggelengkan kepala, "Nggak heran kalau Carla nggak terkesan olehmu."
"Aku sudah sering ingatkan kamu, kalau kamu terus seperti ini, urusanmu, aku juga malas urus."
Bibi Merida pergi. Bibi Tasya kebetulan keluar dari kamar sebelah, "Nyonya."
"Bagaimana keadaan Carla?"
Bibi Tasya menggigit bibir, dengan sedikit rasa khawatir berkata, "Nona Carla ... kelihatannya nggak ada yang aneh. Tadinya aku
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda