Bab 161
Saat Nia menoleh, Irvan dan gadis itu sudah pergi.
Carla membawa Irvan dan berjalan menyusuri jalan lain untuk berpisah dari mereka.
Irvan bertanya, "Kok kamu ada di sini?"
Carla menatapnya dengan mata berbinar dan berkata, "Kita memang berjodoh. Percaya atau nggak, aku datang ke sini bersama kakak dan aku nggak menyangka akan bertemu denganmu."
"Irvan, apakah kamu merindukanku?"
Carla dengan berani menanyakan kalimat ini kepadanya, bahkan di jalanan pasar malam yang ramai, angin sepoi-sepoi berembus membawa kata-kata itu ke telinga Irvan.
Dia tidak menjawab, tetapi sorot matanya sudah cukup untuk mengatakan segalanya.
Saat ini di bawah cahaya yang indah, tidak ada yang bisa menandingi sepasang mata berbinar itu.
"Kok diam saja? Lupakan. Kalau begitu, kamu pergilah. Aku akan kembali."
Carla sengaja menggodanya.
Irvan sedang memegang manisan yang dibelikan Carla untuknya. Dia meraih gadis itu dengan tangan yang lain dan bertanya, "Lapar nggak?"
Carla menatanya, "Aku nggak makan makanan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda