Bab 83
Aldo menyusut dan bersembunyi di belakang beberapa temannya.
Sandy dan aku menghentikan Fredi tepat waktu.
"Jangan berkelahi di sini!" tegurku.
Aku berbisik di telinga Fredi, "Dia ada hubungan dengan polisi di distrik ini. Apakah kamu ingin dikurung?"
Fredi menarik tangannya dengan enggan.
Ketika Aldo melihat ini, dia mulai sombong lagi.
"Ayo, pukul aku kalau kamu berani!" tantang Aldo.
Wajah Fredi memerah, dia mengepal tinjunya dengan erat.
Namun, karena aku menahan Fredi, dia pun memilih untuk tidak meninju Aldo.
Aldo tertawa keras, lalu menutup pintu ruang dengan tatapan menantang.
Saat kami keluar dari restoran, Fredi sangat marah.
"Dirga, siapa kakak sepupumu itu?" tanya Fredi.
"Dia sombong sekali! Kalau bukan karena ... Aku pasti sudah memukulnya hingga berkeping-keping!" lanjutnya.
Aku menepuk bahu Fredi.
"Aku pasti akan membalas Aldo, tapi aku nggak ingin dia membalas dendam padamu," ucapku.
Fredi juga tahu bahwa aku melakukannya demi kebaikannya sendiri.
Namun, dia tetap meras
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda