Bab 22
Hans menatapku dengan tatapan memohon.
"Kak Dirga, Kak Dirga, aku salah."
"Aku nggak seharusnya bersaing denganmu untuk mendapatkan Linda. Tolong, berhentilah menyakitiku. Bagaimana kalau kita berdamai?"
Dia berkata dengan nada yang menyedihkan.
Pada saat itu, wali kelasku, Tasya, telah tiba.
Dia menegur dengan keras, "Kamu masih ingin menuduh muridku? Apa muridku yang memaksamu membuat wanita itu hamil?"
Aku harus mengakui bahwa Tasya adalah seseorang yang sangat tajam, selalu langsung berbicara ke inti masalah.
Kata-katanya membuat Hans tak bisa berkata apa-apa.
Pihak kampus sudah tidak bisa menahannya lagi.
"Kamu dikeluarkan. Sekarang juga, bereskan barang-barangmu, lalu tinggalkan kampus ini. Datanglah besok untuk mengurus prosedurnya."
Rektor memandang Hans dengan tatapan merendahkan, lalu hendak pergi dengan marah.
Hans mencoba menyelamatkan situasi dengan menahan rektor.
"Kalian nggak bisa mengeluarkanku. Ini hanya masalah kehidupan pribadiku, nggak ada hubungannya dengan kampus
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda