Bab 74
Julia menggeleng-gelengkan kepalanya.
Kepalanya tiba-tiba berputar dan terasa sangat sakit, rasanya seolah akan meledak.
Ketika terbangun, dia pikir dirinya sudah mati, ternyata dia masih hidup.
Tangan diletakkan di atas perut, pandangan Julia kabur, kesadaran melayang.
Bayinya, pasti sudah tidak ada lagi.
Dia merasakan rasa sakit yang dalam di hatinya, seolah-olah luka itu ditaburi garam oleh seseorang.
Namun, dia juga tidak boleh terlalu tamak.
Dalam situasi seperti itu, jika dapat menyelamatkan nyawa sendiri pun bisa dikatakan sudah beruntung. Anggap saja dia dan anak ini tidak ditakdirkan untuk bersama.
Mata Julia terasa panas dan air matanya mengalir begitu saja.
"Julia, katakanlah kepada kakek, apa ada yang sakit? Aku akan memanggil dokter untukmu."
Menahan kesedihan dan kekecewaan di dalam hatinya, Julia pun berusaha untuk menyesuaikan emosinya dan menggelengkan kepala.
Kakek menggenggam tangan perempuan itu sambil berkata dengan pelan, "Semua ini berkat ibumu, dalam ruang oper
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda