Bab 21
"Ke sini."
Jantung Julia berdebar seperti genderang yang dipukul keras. Dia tetap berdiri di tempat, tidak bergerak.
"Kamu tuli, ya? Aku bilang ke sini," kata Hans.
Tubuhnya menegang dan dia perlahan berjalan mendekati Hans dengan cemas.
"Berani main-main denganku, ya? Sepertinya kamu sudah bosan hidup!" Dia mencengkeram dagu Julia dengan keras, nada bicaranya begitu sinis.
Julia terdiam.
Dia merasa tulang-tulangnya seperti akan remuk dan wajahnya berkerut kesakitan.
Namun, dia tetap diam, tanpa meminta ampun.
Karena dia tahu, dia tidak bisa membela diri sendiri.
Melihat itu, Hans makin marah. "Apa kamu kira dengan diam saja bisa membuat masalah ini selesai begitu saja?"
Julia berusaha menjelaskan dengan suara lemah, "Aku nggak menghindarimu dengan sengaja. Aku punya alasan untuk itu."
"Diam!" Hans menatapnya penuh amarah. "Siapa yang mau percaya omong kosongmu?"
Baginya, setiap kata yang keluar dari mulut wanita ini hanyalah kebohongan.
Tanpa basa-basi, dia langsung meraih bahu Juli
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda