Bab 704
Begonia langsung tertawa pelan, lalu mengedipkan matanya ke arah Ophelia sambil merapikan rambut panjangnya dengan gerakan anggun. Wajahnya yang memang penuh pesona sekarang makin memikat. Dia berkata, "Sudahlah, bagaimana kalau saya yang menyerah saja, boleh nggak?"
"Tentu saja boleh." Ophelia juga tidak bisa menahan diri untuk tertawa.
Setelah selesai makan, mereka merapikan meja sebentar, lalu Begonia pun pergi dari kamar.
Malam menjadi makin larut.
Ophelia berbaring di atas ranjang yang luas dan empuk, tetapi dia tidak bisa tidur meski sudah berusaha bolak-balik. Setelah susah payah menunggu hingga rasa kantuk perlahan muncul, tiba-tiba dia merasakan embusan angin dingin masuk melalui jendela. Udara malam yang segar terasa cukup nyaman.
Ophelia hampir tertidur, tetapi tiba-tiba dia tersentak dan membuka matanya.
Jendela itu jelas-jelas tertutup, jadi dari mana datangnya angin ini?
Begitu dia tersadar, dalam sekejap sebuah bayangan hitam tiba-tiba mendekatinya dengan cepat. Ophelia

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda