Bab 446
Setelah berbasa-basi beberapa kalimat, Mia pun pergi. Sebelum pergi, dia berkata dengan nada penuh kasih sayang, "Ibu, jaga kesehatan, ya. Aku pulang dulu. Nanti dua hari lagi aku masak sup dan datang ke rumah sakit untuk menemani Ibu."
"Baik, anakku yang baik."
Paula tersenyum dengan penuh rasa bangga, sama seperti biasanya.
Setelah Mia pergi, suasana di dalam kamar rumah sakit menjadi sunyi.
Paula mengulurkan tangan, menyentuh lembut wajah Andy yang kini terlihat linglung dan tanpa ekspresi. Paula berkata seolah berbicara pada Andy, atau mungkin hanya berbicara kepada dirinya sendiri.
"Aku nggak percaya kamu bisa tiba-tiba jadi seperti ini, apalagi sampai ingin bunuh diri."
"Dokter bilang kamu tertekan. Namun waktu itu, satu-satunya orang yang bersamamu hanyalah anak kita, Mia. Kalau begitu, apa yang dia lakukan sampai bisa membuatmu seterpuruk ini?"
Paula menundukkan kepalanya. Ada satu hal yang tidak dia katakan kepada Mia sebelumnya, bahwa dirinya masih memiliki uang. Hari ini, di
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda