Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 6

Begitu mereka berdua saling bertatapan, napas Dena pun tersentak. Dia bersiap untuk diinterogasi. Namun, Alex justru terlihat begitu tenang dan santai. Pria itu hanya diam. "Tolong jangan salah paham dengan kejadian barusan. Aku dan Michael cuma bercanda, kami nggak ada maksud lain apa pun." Karena Alex tetap diam, akhirnya Dena pun menjadi kesal. "Kamu menyalahkanku? Memangnya apa yang bisa kulakukan di saat semua orang itu menyorakiku?" "Aku nggak menyalahkanmu." Alex menjawab dengan tenang, "Masih ada hal lain?" Dena refleks menggelengkan kepala. Dia tertegun diam menatap Alex melaju pergi menggunakan taksi. Entah kenapa, firasatnya merasa ada yang aneh. Sejak kapan Alex selapang dada ini? Namun, Dena tidak berpikir lebih jauh. Michael sudah menyusulnya, jadi dia kembali ke restoran untuk lanjut makan. Malam pun tiba. Mereka bertiga kembali ke vila sambil bercanda dan tertawa. Begitu masuk, Dena memutuskan untuk menyiapkan seprai dan perlengkapan mandi bagi Michael dengan penuh perhatian. Masalahnya, dia sama sekali tidak tahu di mana letak barang-barang itu karena dia tidak pernah melakukan pekerjaan rumah tangga. Dena tahu ini agak tidak pantas, tetapi pada akhirnya dia tetap meminta tolong kepada Alex. Alex mengeluarkan semua barang yang diminta, lalu kembali ke ruang kerja dan menutup pintunya rapat-rapat. Michael menggenggam handuk dengan erat, lalu menghela napas dan berkata, "Sepertinya Pak Alex masih nggak suka denganku. Besok aku nginap di hotel saja." "Mana ada hotel lebih nyaman dari rumah." "Nggak usah memikirkan soal Alex, tingkahnya hari ini agak aneh," sahut Dena dengan ekspresi agak berkecamuk. Clayton yang berada di samping pun segera menarik tangan Michael. "Paman Michael, ayo hari ini tidur di kamar utama bersama kami! Ayahku 'kan tidur di ruang kerja!" "Eh, tapi itu nggak seharusnya, 'kan ... " "Aduh, mana mungkin kami membiarkanmu tidur di sofa! Kamu 'kan tamu!" "Oke." Michael pun mengiakan ajakan itu dengan sok tidak enak hati. Tidak sampai setengah jam kemudian, sebuah foto dikirimkan ke ponsel Alex. "Pak Alex, aku pinjam pisau cukurmu, ya." Namun, yang ada di dalam foto itu bukanlah pisau cukur, melainkan Dena dan Clayton yang sedang bermain dengan Michael. "Kalau nggak keberatan pakai barang yang sudah pernah kugunakan, ya pakai saja." Setelah itu, Alex langsung mematikan ponselnya dan tertidur pulas ... Waktu pun berjalan dengan cepat. Dua hari tiba-tiba sudah berlalu. Tinggal empat hari lagi menuju akhir dari masa tenang perceraian. Alex sudah membeli alat musik yang dia perlukan untuk latihan dan sedang berlatih di dalam ruang kerja. Sayangnya, konsentrasinya buyar akibat suara gaduh dari lantai bawah. Alex pun turun ke bawah. Ternyata Michael sedang mengajak Clayton berbuat onar. "Paman Michael, aku mau main jadi kucing yang menangkap ikan! Tolong bantu aku angkat akuarium itu!" "Tunggu." Alex langsung menghentikan kedua orang itu. "Jangan bermain dengan ikan, ganti permainan yang lain." Sudah sejak lama Clayton sering bermain dengan akuarium ini. Setiap kali bermain, dia pasti akan menyiksa ikan-ikan kecil itu sampai sekarat, lalu menyuruh Alex membereskan kekacauan yang dia buat. Alex sudah berulang kali mendidik Clayton agar menghormati makhluk hidup, tetapi Clayton membalasnya dengan cacian dan rasa benci. Alasan Alex kali ini melarang juga adalah karena dia tidak ingin ikan yang sudah dia rawat dengan sepenuh hati itu mati begitu saja. "Kamu ... kamu memang nggak rela aku bermain!" Clayton menggertakkan giginya dengan marah, sementara Michael angkat bicara, "Alex, ikan-ikan itu harganya berapa sih? Kamu nggak usah memupuskan semangat bermain anak-anak, 'kan?" "Bukan masalah harganya berapa, tapi aku mau mendidiknya untuk jadi orang baik." "Memangnya jadi orang baik itu sesuatu yang mahal?" Michael pun mencibir dengan sinis sambil mendorong-dorong pundak Alex. "Kamu sangat baik hati, tapi apa kamu bisa menjaga wanitamu? Apa kamu bisa menjaga keluargamu?" Michael adalah tipe orang yang akan selalu membalas dengan setimpal. Apalagi setelah penghinaan yang dia dapatkan malam itu. Dia makin ingin mempermalukan Alex. "Aku hanya akan melindungi apa yang kuanggap penting." Alex pun meletakkan akuariumnya kembali dengan santai sambil berkata, "Bagiku, ucapanmu itu nggak lebih penting daripada ikan-ikanku." "Kalau kamu menginginkannya, ambil saja sana." "Kamu!" "Dasar keras kepala!" kata Michael dengan kesal dan agak malu. "Ternyata kamu sama sekali nggak punya perasaan terhadap wanita yang sudah kamu nikahi selama sepuluh tahun, ya! Kalau kamu tahu diri, cepat pergi sana! Jangan sampai aku keburu turun tangan!" Alex pun langsung berbalik badan dan berjalan pergi. Dia bahkan sudah malas untuk meladeni Michael. Michael langsung merebut akuarium itu dengan sorot tatapan penuh kebencian. Alex balas mencengkeram tepi akuarium erat-erat dengan sigap. Mereka berdua pun saling tarik-menarik akuarium itu hingga akhirnya tidak sengaja jatuh ke atas lantai. "Prang!" Pecahan kacanya sontak melukai Michael dan Alex. Kebetulan sekali Dena baru turun tangga.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.