Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 2

Begitu mendengar suara itu, Alex langsung merapikan sepatu dan pakaian anak-istrinya seperti biasa. Alex juga sudah menyiapkan makanan, bahkan sengaja mengatur waktunya agar pas sehingga Dena dan Clayton bisa menyantap makanan dalam kondisi yang paling hangat. "Cuaca sudah mulai dingin, jadi hari ini aku memasak sup ayam kampung buat kalian. Cepatlah kalian makan selagi masih hangat." "Kami tadi ketemu Michael sebentar, jadi sudah makan." Dena menjawab dengan acuh tak acuh, matanya lekat menatap layar ponsel. Sepertinya dia sedang sibuk bertukar pesan. Clayton yang berada di samping juga mengernyit dengan kesal. "Kenapa sup lagi, sup lagi? 'Kan sudah kubilang aku maunya makan ayam goreng!" "Clayton, ayam goreng itu nggak sehat ... " "Aku nggak peduli! Ternyata kamu sama sekali nggak mau membuatkannya untukku, untung saja Paman Michael sudah membelikanku ayam goreng!" Clayton pun melemparkan sendok garpu yang diberikan kepadanya. "Pantas saja semua orang bilang kamu nggak berguna! Dasar payah dan miskin! Masak ayam goreng saja nggak bisa!" "Kamu bahkan nggak sebanding dengan sehelai pun rambut Paman Michael! Hmph!" Ucapan Clayton yang begitu jahat itu terasa seperti bilah belati yang menghujam jantung Alex. Entah cuci otak apa yang Michael lakukan kepada Clayton sampai-sampai putranya sekurang ajar ini. Alex pun menatap Dena, tetapi reaksi istrinya itu lebih menyakitkan lagi. "Nggak usah dipikirkan, Clayton 'kan masih kecil." Dena hanya melirik sejenak, lalu menegur dengan tidak peduli, "Clayton, kamu nggak boleh bicara kayak gitu dengan ayahmu." "Biarkan saja!" Clayton balas memasang ekspresi kesal, lalu berlari ke atas. "Membalas ucapanku saja nggak berani! Dasar payah! Hmph!" Sesaat setelah itu, suasana pun kembali seperti sediakala. Ruang tamu yang besar itu kembali sunyi dengan lampu gantung kristalnya bergoyang-goyang. Alex duduk di sofa selama beberapa saat, lalu akhirnya mengambil surat cerai dari bawah meja kopi. Dena masih menatap ponselnya sambil mengernyit, dia terkesan begitu riang dan senang. Dia pasti sedang mengobrol dengan Michael. Karena sorot bahagia yang setulus itu adalah sesuatu yang tidak pernah Dena tunjukkan kepada Michael selama delapan tahun pernikahan mereka. Alex pun tersenyum dengan getir, lalu meletakkan surat itu ke atas meja kopi. Sudahlah. Asalkan surat ini ditandatangani, maka dia tidak akan memiliki hubungan apa pun dengan Dena. Alex bisa benar-benar bebas. "Dena, ayo cerai. Aku nggak akan minta harta gono-gini." Alex berujar dengan tenang seolah-olah dia sedang mengobrol santai setelah makan. "Oke." Dena mengiakan dengan acuh tak acuh, matanya terpaku kepada layar ponselnya. "Hak asuh Clayton juga jatuh ke tanganmu. Kita nggak akan pernah ketemu lagi selamanya. Kalau kamu nggak keberatan, silakan tanda tangan." "Oke." Alex sudah terbiasa dengan respons yang acuh tak acuh itu. Bagaimanapun juga, beginilah hidup yang dia jalani selama sepuluh tahun terakhir. Karena sekarang Michael sudah kembali, Dena bahkan sudah tidak tertarik untuk sekadar berusaha. Alex menyerahkan pena dan lembar surat itu. Dena menandatanganinya tanpa ragu, tetapi gerakannya mendadak terhenti di goresan terakhir. Alex pun menatap istrinya yang ternyata sedang tersenyum malu sambil menatap layar ponselnya. "Dena, kamu dengar 'kan aku bilang apa?" "Hmm?" Dena akhirnya tersadar. Dia melanjutkan tanda tangannya dengan agak tidak sabar tanpa melirik surat cerai itu sedikit pun. "Ini soal acara amal waktu itu, 'kan? Lain kali, kamu saja yang tanda tangan untuk hal-hal seperti ini." Setelah berujar seperti itu, Dena pun bangkit berdiri dan berjalan kembali ke kamar, lalu menutup pintu dengan rapat. Alex hanya mengatupkan bibirnya dengan rapat sambil menatap punggung Dena. Ternyata, Dena sama sekali tidak mendengarkan ucapannya. Pengabdian yang Alex berikan selama sepuluh tahun ini pada akhirnya dibalas dengan pengabaian dari istri dan penghinaan dari anak. Namun, untungnya semua ini akan segera berakhir. Tujuh hari lagi, Alex bisa lepas dari semua ini. Dari istri, anak dan rumah ini. Alex tidak menginginkan satu pun.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.