Bab 77 Pak Ivan Tidak Bisa Tenang
Saat ini, suasana di kantor terasa sangat menyesakkan.
Sejenak, ada keheningan.
Tiba-tiba, Ivan berdiri dari kursinya, meraih jas yang tergantung di rak, lalu melangkah tegap menuju pintu.
Nathan tersenyum tipis dan pura-pura bertanya, "Kak Ivan, kamu mau ke mana?"
Ivan tidak menjawab. Wajahnya tetap dingin, kakinya yang panjang melangkah cepat, dan dalam sekejap, sosoknya menghilang di luar pintu kantor.
Hasan melihat ini dan segera mengikutinya.
Nathan tidak bisa menahan tawa ketika menyaksikan adegan itu. Dia berbisik, "Jelas-jelas peduli setengah mati, tapi berlagak tenang. Dasar laki-laki ... "
Setelah melihat pameran seni.
Sambil berjalan, Yohan bertanya dengan penasaran, "Setelah melihat begitu banyak karya Van Gogh, mana yang paling menyentuh jiwamu?"
"Malam Berbintang di Atas Sungai Rhône."
Jawaban Clara keluar nyaris tanpa berpikir.
Yohan mengangkat alisnya dan berkata, "Aku kira kamu lebih suka seri 'Bunga Matahari' yang penuh gairah. Lagi pula, itu mahakarya puncak Van Gogh

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda