Bab 41 Membalas Dendam Untuknya
Liana merasa lega dirinya tidak menerima hukuman.
Ivan merokok tanpa mengatakan apa-apa, kemudian dia menekan puntung rokok ke dalam asbak yang diberikan pelayan.
Api sudah padam, meninggalkan sisa asap yang berputar di udara.
Dia tidak mengatakan apa pun, tetapi auranya begitu dominan.
Suasana berubah menjadi tegang, semua orang yang berada di sana terlihat tegang.
Semua tamu yang hadir terdiam, tidak berani bergerak sedikit pun.
Tiba-tiba, Ivan melihat ke arah kucing yang dipegang Pak Listo. Nada suaranya tenang, tetapi tegas.
"Kak Liana, aku nggak suka melihat kucingmu."
Liana cemas mendengar ucapan Ivan, merasakan firasat buruk.
Liana langsung berjanji. "Ivan, tenang saja, aku nggak akan biarkan kucingku muncul di depan Clara lagi."
Ivan tersenyum, tetapi itu bukan senyuman tulus.
Ivan bertanya dengan nada dingin, "Kenapa aku harus memercayaimu?"
Setelah itu, Pak Listo mengangkat pisau dan menusuk kucing itu di depan mata Liana.
"Ah!"
Liana berteriak histeris, mentalnya langsung ha

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda