Bab 94
Pria yang berbicara itu tampak berkarisma, berbeda dengan Walace yang dingin atau Kevin yang mendominasi. Di tubuh pria ini ada semacam aura kesombongan dari orang yang terbiasa hidup dalam kemewahan. Namun, kesombongan semacam ini sulit untuk dikendalikan. Sedikit saja ceroboh, maka dia bisa jadi seperti Denis yang tolol.
Namun, pria ini berhasil mengendalikan auranya.
Giany tak bisa menghindar untuk merespons, tetapi dia juga tidak tahu siapa pria ini, jadi dia hanya bisa tersenyum canggung.
Pria itu tingginya sekitar 186 cm. Dia berjalan mendekat dengan cepat, lalu membuka mulut sambil membungkuk sedikit di samping Giany.
"Giany, kenapa kamu muncul di tempat yang penuh kekacauan seperti ini? Apa ini karena Denis lagi?"
Malam ini, Rumi baru saja kembali ke Kota Dimar. Dia bahkan belum sempat menyesuaikan diri dengan perbedaan waktu. Satu tangannya dimasukkan ke dalam saku, tampil dengan sikap yang santai.
Giany mundur dua langkah, lalu bertanya, "Maaf, kamu siapa?"
Alis Rumi terangka

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda