Bab 89
Telapak tangan Giany berkeringat karena gugup, bahkan dia merasa mungkin tidak akan melihat matahari esok.
Setiap detik berikutnya terasa sangat menyiksa. Dia belum pernah merasa waktu berjalan sepelan ini, sampai akhirnya terdengar suara dari luar.
"Giany! Giany, apa kamu baik-baik saja?"
Itu adalah suara Denis.
Belum pernah sebelumnya Giany merasa suara Denis begitu merdu. Dia dan Walace sudah dua puluh menit tidak saling bicara, suasana di dalam benar-benar aneh.
Giany segera menjawab, "Aku baik-baik saja. Kapan aku bisa keluar?"
Awalnya Denis ingin mengejar Giany dan Walace, tetapi dia tidak menyangka kalau lift yang mereka naiki akan mengalami masalah.
Dia bahkan mulai percaya kalau Giany benar-benar kehilangan ingatannya. Jika tidak, bagaimana mungkin dia mau mendekati Walace secara sukarela?
Dulu, Giany paling membenci Walace. Setiap kali pria itu muncul, dia pasti akan menghindarinya sejauh mungkin.
Dua tahun lalu, karena bujukannya, Giany akhirnya mau mendekati Walace. Namun,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda