Bab 52
Dalam tiga hari berikutnya, Giany menjual empat hingga lima ribu pesanan setiap hari. Akan tetapi, demamnya tidak kunjung turun.
Saat menjual pesanan terakhirnya, dia merasa dunia di depannya kacau balau.
Kakinya lemas dan dia langsung jatuh ke kursi di sebelahnya.
Semua tumpukan apel telah terjual dan para petani berkumpul untuk merayakannya. Saat melihat Giany tertidur, mereka langsung terdiam.
Pipi Giany memerah dan bibirnya kering serta pecah-pecah. Hari ini suaranya bahkan tidak bisa keluar dan telah mengetik untuk menjawab komentar.
Semua petani buah tahu betapa lelah dan kerasnya Giany bekerja hari ini. Mereka sangat tersentuh.
Malam hari saat matahari terbenam, Giany bangun.
Fauzi segera memeriksa suhu di dahinya dan berkata, "Masih demam, sekarang ayo kembali ke penginapan Jayabara dulu. Kamu harus istirahat selama beberapa hari."
Giany mengangguk dan tidak lupa memberi tahu para anak muda itu, "Kemungkinan akan ada masalah di Jayabara sekitar malam ini. Jangan lupa untuk menj

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda