Bab 255
Cengkeraman Giany pada pistol perlahan mengencang. Dia yakin sekarang Walace tidak begitu sadarkan diri.
"Pak Walace, aku melakukan ini demi kebaikanmu."
Akan tetapi setelah mengatakan itu, Walace melangkah dengan lebih cepat.
"Kalau begitu, tembaklah."
Saat ini Giany sangat tenang. Dia membidik lengan Walace dan menekan pelatuknya tanpa ragu.
Akan tetapi suara yang terdengar bukanlah suara peluru yang ditembakkan, melainkan suara senjata kosong.
Dia tertegun selama beberapa detik, lalu melihat peluru berserakan di tempat sampah. Ternyata pria itu sudah mengeluarkan semua pelurunya.
Giany membuka mulutnya, tetapi detik berikutnya pistol direbut oleh Walace.
Dia ditekan di sofa sebelah dan pistol jatuh ke lantai sebelum terlempar beberapa meter jauhnya.
"Walace!"
Ini adalah pertama kalinya Giany memanggil Walace dengan nama depannya.
Rona merah melintas di mata Walace. Dia menatap wajah Giany dengan serius dan tiba-tiba tersenyum.
"Kamu benar-benar kejam."
Giany tidak merasa telah melak

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda