Bab 242
"Tentu saja tampan, bukankah pertanyaanmu sama saja omong kosong? Kalau kamu membiarkan media menulis tentang hal itu, entah bagaimana mereka akan memujimu. Lagi pula, kamu sudah menyatakan jangan sampai media meliput tentang beritamu."
Rumi selalu lambat dalam hal hubungan percintaan. Setelah berkata demikian, Rumi menyipitkan matanya.
"Walace, kalau seorang pria mulai peduli dengan penampilannya, berarti ada seseorang yang disukainya. Kamu ...."
"Nggak."
Walace menatap minuman di meja dan mengulurkan tangan untuk mengambilnya.
Rumi segera menyimpan anggur itu. "Anggur ini kadar alkoholnya sangat tinggi. Kalau kamu mau minum, pikirkanlah keadaan perutmu. Aku dengar kamu sudah diperingatkan oleh Kakek beberapa hari yang lalu. Kamu seharusnya lebih berhati-hati. Kalau benar-benar mau minum, minum saja yang kadar alkoholnya rendah."
Entah kebetulan atau bukan, tapi botol yang baru saja disentuh Walace adalah botol yang diminum Giany.
Rumi merasa senang saat mengira Giany mungkin sedang m

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda