Bab 176
Dua hari kemudian, akhirnya Giany bisa bergerak bebas.
Dia telah menjadi obat tidur Walace minggu ini dan tidak berani bergerak saat berbaring di atas kasur.
Setelah mandi dengan nyaman di pagi hari, dia bilang ingin meninggalkan Komunitas Anggrek.
Walace sedang duduk di sofa membaca koran pagi dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun saat mendengar ini.
Giany buru-buru menjelaskan, "Mengenai Rumah Sakit Purnama di pinggiran kota itu, sebelumnya aku bilang akan membujuk dekan untuk pindah. Belakangan ini waktuku terus tertunda karena cedera. Aku akan bekerja sangat keras dalam beberapa hari ke depan. Oh iya, Pak Walace, aku ingin memastikan sesuatu. Kamu nggak berencana untuk memecatku, 'kan?"
Tangan Walace yang memegang koran itu terhenti dan dia perlahan mendongak.
Dia telah tidur nyenyak minggu ini dan raut wajahnya terlihat jauh lebih baik.
"Siapa bilang aku akan memecatmu?"
Giany menghela napas lega dan wajahnya langsung berseri-seri.
"Baguslah kalau begitu. Nanti aku akan pergi ke

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda